Email : ditpenjamu@uny.ac.id
Dialog antara TNI AU dan BEM UNY
Semakin kompleksnya permasalahan di era globalisasi mengharuskan sebuah negara untuk lebih memperhatikan semua lini dan aspek di dalamnya. Itulah rumusan yang diusung dalam dialog antara TNI AU dan Mahasiswa BEM UNY pada hari Selasa (25/5). Bertempat di Lantai 3 gedung Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan(LPPMP), Pusat Pengembangan Kurikulum Instruksional dan Sumber belajar (PKIS) memfasilitasi pertemuan antara militer dan akademika untuk saling berbagi informasi sekaligus silaturahmi.
Forum dialog ini dimoderatori oleh Letkol. Adm. Imam Supangat, S.Sos. Diawali dengan sambutan dari Kolonel Jorry S. Koloay, “kami berharap dialog ini menghasilkan solusi dan hak-hak yang dapat diimplementasi dari hubugan antara militer dan sipil”,ucap beliau.
Kemudian acara dilanjutkan dengan paparan dari pihak TNI mengenai tugas dan kewenangan militer dan juga warga sipil dalam ikut menjaga pertahanan dan keamanan negara. Dalam paparannya, menyontohkan salah satu contoh kontribusi dari warga sipil sebagai komponen cadangan dalam memperkuat pertahanan dan menjaga keamanan negara, misalnya, ketika mahasiswa uny berhasil mengembangkan roket, rompi dan robot yang berhasil menjuarai berbagai kejuaraan.
Paparan dan penjelasan tersebut mengundang antusiasme mahasiswa BEM UNY mengenai istilah warga sipil sebagai komponen cadangan. Terbukti dari pertanyaan yang diungkapkan oleh beberapa perwakilan mahasiswa. Pertanyaan mahasiswa berkisar mengenai sejauh mana peran warga sipil sebagai komponen cadangan, UUD Komponen Cadangan, Peran Akademisi dalam pertahan nasional dan bagaimana TNI mensosialisasikan masalah pertahan nasional kepada masyarakat.
Pertanyaan mahasiswa dijawab dengan lengkap oleh beberapa anggota TNI, dan yang cukup menarik dari jawaban yang diungkapkan oleh seorang perwakilan TNI adalah mengenai istilah “wajib militer” yang menurutnya perlu dilaksanakan di Indonesia. “Beberapa negara di Asia sudah memberlakukan adanya wajib militer bagi warga nya, salah satunya Korea, wajib militer dapat membentuk karakter bangsa sekaligus memperkuat pertahanan nasional”, tegasnya.